PERANAP-INHU | Tran7riau.com
Dalam dua hari ini kami Tim Tran7riau.com pergi ke Puskesmas Peranap untuk kontrol mata dan lain yang karena usia bertambah tua juga mngalami degradasi dan perlu di kontrol dengan ketat Dalam perjalanan menuju di Puskesmas Peranap yang lewat jalan Sudirman.
Hari ini kepadatan itu rupanya tidak berkurang tetapi kebanyakan yang ada di pinggir jalan adalah pedagang kecil aneka produk yang padat pembeli.
Salah satunya adalah penjual goreng yang banyak sekali. Di Warung itu juga padat pembeli.
Pada waktu mobil kami minggir untuk membeli goreng, kebagian nomor lima dalam antrian yang panjang itu.
Dengan sabar antri dan dengan cekatan bagian pelayanan memberi pelayanan seakan gorengan yang baru lepas dari penggorengan tidak terasa panas baginya.
Di sebelahnya ada dua penggorengan yang penuh dengan minyak mendidih dan pisang yang telah dicelupp bumbu khusus sehingga pisang goreng tersebut larasa manis dan renyah.
Di sebelahnya ada bagian pengupas pisang yang tidak berhenti mengupas karena bagian penggorengan melayani dua wajan penggoreng yang terus meminta pisang mentah untuk digoreng dan ditersukan kepada para pembeli yang antri tidak putus-putusnya.
Siklus itu berlangsung terus sampai setiap hari ketiga atau keempat ibu-ibu muda yang cekatan itu kelelahan dan beristirahat.
Konon sore harinya buka kembali karena pelanggan akan datang menunggu di muka kiosnya. Salah satu yang memaksa mereka menunggu adalah bahwa Pisang Goreng itu tidak membuka cabang di tempat lain. Hanya di tempat itulah Pisang Goreng yang terasa manis dan reyah itu dijual.
Persediaan pisang mentah tidak disembunyikan tetapi dipajang jelas di belakang mereka bekerja dan dapat diketahui bahwa pisang itu adalah pisang segar entah siapa saja pemasoknya setiap hari.
Pasti ada Kebun Pisang yang luas karena produksi pisang tidak bisa disulap seperti pabrik, tetapi harus dipelihara dengan kasih sayang.
Rika penjual gorengan mengatakan sebuah pisang goreng yang cukup panjang diberi harga Rp. 5000,. dapat empat potong gorengan dan cukup kenyang untuk pengganti makan siang.
Dengan pisang goreng yang digenggam tangan dalam mobil, maka kita berlanjut ke Puskesmas Peranap Segera kami lakukan proses administrasi dan bertemu dengan para perawat untuk melakukan cek awal sebelum bertemu dokter ahlinya.
Setelah memeriksa, salah satu dokter mata mengatakan bahwa mata kami selama lebih dari empat puluh lima tahun setia membantu melihat banyak hal, utamanya yang baik-baik, dan mengirim hasil pngamatannya kepada otak.
kita barangkali kurang memberi kesemptan kedua mata beristirahat. Bahkan mungkin memaksakan kehendak melihat lebih banyak dan dalam waktu yang berlebihan.
Karena mata adalah bagian dari sel hiddup dengan sendirinya mengalami kelelahan dan perlu istirahat.
Menurut dokter rupanya kami tidak memberi kesempatan pada mata untuk beristirahat secara cukup sehingga trerjadi kelelahan. Kelelahan berkelanjutan menyebabkan kerusakan.
Pengalaman ke dokter mata yang dihibur dengan pisang goreng itu rasanya nyaman. Jangan kawatir, pisang goreng ini bisa “dipesan on line”
Tran7riau.com (A.Rustandi)