INHU| Tran7riau.com
Mencuatnya tentang pengutipan uang diportal yang kini viral dengan sebutan dugaan pungli kini masih bergeming di Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media dilapangan, kutipan uang di portal tersebut berdasarkan musyawarah bersama masyarakat yang hasil kutipan tersebut untuk perbaikan dan perawatan jalan.
Ms 50 Tahun salah seorang pemuka masyarakat dan didampingi oleh beberapa masyarakat lainnya menyampaikan kepada media Rabu (01/05/2024) terkait persoalan kutipan di portal mengatakan.
“Pembuatan Pos (portal) di daerah kami sebelumnya berdasarkan hasil musyawarah bersama masyarakat yang dihadiri sebanyak masyarakat 5 Desa baik dari Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pemuda dan Masyarakat dan diketahui oleh 5 kepala Desa Hal ini, sesuai dengan kesepakatan warga masyarakat
Berdasarkan hasil musyawarah masyarakat dengan materi atau pokok pembahasan, musyawarah perbaikan Jalan dan Pembangunan “Dari hasil Musyawarah tersebut di sepakati
Dia menyatakan, uang yang dikutip diportal itu dari hasil perkebunan masyarakat, semata-mata dipergunakan untuk jalan dan akses Masyarakat itu sendiri, sesuai dengan kesepakatan dan Musyawarah Warga 5 Desa
“Pengutipan itu juga bukan kita kenakan kepada setiap orang yang lalu-lalang melintasi pos, serta keperluan masyarakat lainnya tak ada sama sekali di lakukan pemungutan,” tegasnya.
Ms juga mengatakan seharusnya Pemerintah baik tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa berterima kasih atas kesepakatan Warga ini, karena Masyarakat di sini kompak dan mandiri, tanpa ada biaya dikeluarkan Negara maupun Pemerintah, Masyarakat bisa mandiri memperbaiki jalan sendiri.
“Ini kesepakatan dan hasil Musyawarah Masyarakat, kok yang lain yang keberatan, Apakah setiap kutipan di Masyarakat itu, Pungli,” tanya dia.
“Tidak mungkin, mau bangun rumah ibadah baik Masjid dan Gereja kita Iuran, di pengajian kita juga iuran, sementara jalan ini, kita nikmati sendiri supaya senang mengangkut hasil pertanian, kita sama-sama kita iuran, meski fokusnya hanya pada pemilik lahan perkebunan, kok dibilang Pungli,” terangnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, atas kebijakan sepihak, dengan tidak diperbaikinya jalan dan menghentikan kutipan itu, Para Sopir yakni mengeluhkan untuk mengangkut hasil pertanian dari Masyarakat karena sudah pasti jalan hancur
Dia mengaku saat ini kondisi Jalan sudah rusak, karena sama sekali tidak ada perawatan, namun sepertinya belum ada yang bertanggungjawab, sampai sekarang.
“Kami berharap kalau kami tidak dibolehkan Iuran untuk merawat jalan kami, tolonglah Pemerintah atau yang keberatan itu membangun dan merawat jalan Kami Masyarakat ” terangnya
“Agar hasil pertanian atau perkebunan Masyarakat di sini, optimal dihasilkan, ini sepertinya mau dibisniskan, selama sudah berjalan kegiatan Masyarakat dengan baik, tenang dan nyaman, kok sekarang mau di ributi,”tuturnya mengakhiri
Tran7riau.com (A.Rustandi)