RT 06 Desa Bukit selanjut puluhan tahun terisolasi. Namun ada yg unik didalamnya

INHU | Tran7riau.com

Kelayang,- kantor Desa Bukit selanjut kecamatan Kelayang berada di tepi jalan provinsi lintas tengah artinya pusat pemerintahan Desa berada dilingkungan keramaian ( kota) namun sebagian kecil warga Desanya masih terisolasi, bahkan sudah puluhan tahun terisolasi, yakni RT 06. Bahkan di RT 06 ini sinyal Hp pun tidak ada apa lagi penerangan lampu listrik.

Namun dibangunnya jalan produksi dengan program perawatan dan rehab badan jalan yang di tuding di Mark up membuktikan bahwa pemberitaan itu tidak benar sebab jarak RT 09 ke RT 05 sejauh 5 km atau jarak dari pusat pemerintahan ke RT 06 sekira 10 km yang kini telah dibangun akses jalan menghubungkan dua RT yang menjadikan RT 06 tidak lagi terisolasi.

Kepala RT 06 Tarmudi dikonfirmasi Rabu 18/6/2025 di ke RT An nya mengatakan Alhamdulillah dan berterima kasih atas dibangunnya jalan produksi yang sekaligus jalan penghubung dari RT 06 ini ke RT 09 Desa Bukit selanjut kecamatan Kelayang yang jarak tempuhnya mencapai 5km, sehingga akses kami ke pemerintahan Desa tidak lagi sulit ” kini kami tidak lagi terisolasi dengan di bangunnya akses jalan itu, sudah puluhan tahun kami terisolasi” paparnya.

Menurutnya warga RT 06 RW 03 dusun 3 Desa Bukit selanjut kecamatan Kelayang berjumlah lebih dari 10 KK , dengan usaha berkebun karet ,berkebun kelapa sawit dan banyak yang menjadi buruh manen. Dari tinjauan lapangan jarak jauh RT 06 ke pusat pemerintahan Desanya , sejauh 10 km Sedangkan ke perbatasan desa tetangga tidak lah sejauh ke pusat pemerintahan ,hanya saja menembus jalan kecil dulu, baru ketemu akses jalan besar yakni ke desa air beras beras Ke kecamatan lubuk batu jaya.

” Karena terisolirnya ke RT An kami maka selama ini kami menyekolahkan anak kami ke Desa tetangga yang kebetulan kecamatannya juga kecamatan tetangga yakni kecamatan LBJ . Baik sekolah TK dan Sekolah SD” ucap Tarmudi yang juga di dengar oleh kadus 03 (Mariadi).

“Warga kami Desa Bukit selanjut bersekokah di Desa tetangga, ada yang anaknya sekolah TK dan Sekolah SD ” timpal Kadus Mariadi .

Meski selama ini terisolasi ada pemandangan yang cukup unik dan cukup memotivasi usaha warga RT 06 ini. yakni penyadap pohon kelapa dengan mengambil nira kelapa.
Seorang kepala keluarga bernama Belli Tumanggor (42) yang memiliki kebun kelapa lebih kurang 120 pohon, dan dari 120 pohon ada 70 pohon yang disadap dan diambil air kelapa (Nira), dan menjadi pokok penghasilannya dalam keterisolasian selama ini.

Meski tampak sederhana dan biasa saja namun penghasilan yang menjanjikan membuat keluarga kecilnya betah dalam keterisolasian ini, betapa tidak setiap pagi dirinya menyadap pohon kelapa ini dan dapat menghasilkan sedikitnya 30 mangkok air nira yang dijualnya per mangkok seharga Rp 15 ribu rupiah. Dan ia pasarkan ke desa tetangga, dan setiap paginya air nira ini habis terjual malahan banyak pelanggan yang tidak kebahagian alias kekurangan, Dengan demikian keluarga kecilnya rata rata berpenghasilan mencapai 500 ribu perpagi hari.

Belli Tumanggor Petani air nira kelapa ini saat ditanya terkait akses jalan yang dibangun juga turut mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan Desa, yang baru kini bisa dibangun dan menembus akses jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat oleh warga RT 06. ” Semoga dengan dibangunnya akses jalan ini , air nira kita dapat pula kami pasarkan ke Desa sendiri, ataupun desa lain dengan menggunakan akses jalan ini. Tutupnya (kus).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *