PERANAP-INHU | Tran7riau.com
Tekad kuat untuk hidup lebih baik dari kehidupannya di kampung, mendorong Mas Mariyo merantau Pekanbaru di Kabupaten Indragiri Hulu Kecamatan Peranap, dari wilayah asalnya di Solo Seragen Kota Semarang Meski tidak punya bekal keilmuan dan keahlian apapun, Mas Mariyo kekeh untuk bisa sukses di perantauan.
Kini tekadnya untuk sukses di perantauan berbuah manis dengan mampu meraup untung puluhan juta dari usahanya berjualan Mi Bakso, Mi Ayam Dan Lain Lain
“Warga Solo Seragen biasa menyebut para perantau sebagai kaum boro, singkatan dari ngalemboro alias pengembara,” kata Mas Maryo, penjual Mi baso ditemui di kedai Mi Bakso di wilayah Kelurahan Peranap Kecamatan Peranap (24/04/2024) sore
pria 50 tahun asal Solo Seragen itu pun kini semakin dikenal oleh kalangan warga di kampungnya dan sesama perantau dan penjual Bakso di Kota Indragiri Hulu Kecamatan Peranap
Mas Mariyo mengaku sejak menginjakkan kaki di tanah Melayu itu, memang sudah memiliki keinginan untuk berdagang bakso. Mas Mariyo lantas membulatkan niatnya untuk pergi ke Pekanbaru Riau sekitar tahun 2005 silam.
Berawal dari berjualan keliling dari satu tempat ke tempa lain, setiap hari Mas Mariyo harus menempuh jarak belasan kilometer untuk membawa barang dagangannya di dalam gerobok.
“Waktu 2005 saya masuk ke wilayah Kecamatan Peranap dengan jualan bakso muter-muter setiap hari nya
Lama berjualan bakso keliling, Dia merasa capek kembali memutar otak lagi akan dagangnya, Mas Mariyo pun menemukan ide baru dengan berjualan bakso menetap di sebuah ruko di Kota Peranap
Usaha Bakso milik Mas Mariyo bernama Mi Ayam Baso Sido Mulyo Kelurahan Peranap Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau
Usaha Bakso yang dirintis sejak 2005 itu kini menuai kesuksesan cukup populer di kalangan masyarakat Kota Peranap dan sekitarnya.
Dari hasil jualan bakso, mas Mariyo meraup omzet per hari rata-rata hingga luar biasa dalam sebulan bisa menembus jutaan
“Awal 2005 saya buka, namanya orang jualan pasang surut itu biasa. Saat ini Alhamdulilah omset tetapnya dibawah jutaan per hari, katanya.
Mas Mariyo kini memiliki 5 karyawan di tempat usaha baksonya, Dia memiliki cara khusus untuk merangkul para karyawannya dengan memberikan gajì yang layak. Dia merasa senang dan bahagia bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
“Saya memilih untuk jualan biar menghidupkan suatu wilayah biar perekonimian berkembang baik,” pungkas Mas Mariyo
Redaksi Tran7riau.com A.Rustandi