Jenazah Pelajar yang Diduga Korban Bullying Dikebumikan. Kapolres Inhu Turut Berdukacita dan Ucapkan Bela Sungkawa

INHU | Tran7riau.com

Siswa kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), inisial C yang meninggal dunia diduga karena dikeroyok/bullying oleh sejumlah kakak kelasnya kini telah dikebumikan. Jenazah bocah malang ini dikebumikan di TPU desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida, Selasa (27/5/2025).

Hal itu dibenarkan oleh Kapolres Inhu, AKBP Fahrian Saleh Siregar SIK MSi saat dikonfirmasi ‘ media melalui sambungan seluler. ” Iya benar, almarhum sudah dikebumikan tadi pagi di TPU desa Buluh Rampai,” sebut Kapolres.

Dalam kesempatan ini, Kapolres mengucapkan bela sungkawa dan duka yang mendalam atas kepergian korban dalam peristiwa ini.

” Kami atas nama pribadi dan seluruh anggota Polres Indragiri Hulu berdoa agar almarhum ditempatkan yang terbaik disisi-Nya. Dan semoga keluarga diberikan ketabahan atas musibah ini,” ucap AKBP Fahrian.

Terkait kematian korban, Kapolres berjanji akan melakukan penyelidikan secara mendalam, sehingga terkuak penyebab pasti siswa kelas 2 SD ini menghembuskan nafas terakhirnya.

” Hingga saat ini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Karena masih dalam proses penyelidikan” ucap Kapolres.

Sebab, kata Kapolres, tim Forensik Polda Riau masih melakukan proses otopsi tadi malam. Sehingga saat ini masih menunggu hasil otopsi tersebut.

” Insya Allah akan kita infokan ke teman teman nantinya apabila sudah keluar hasilnya,” ujarnya.

Atas insiden ini, Kapolres menghimbau agar pihak Sekolah, guru serta pelajar yang ada wilayah hukumnya agar mengambil hikmah dari peristiwa tersebut.

” Guru harus mengedukasi kepada murid agar jangan lagi ada Bullying di sekolahan,” pesannya.

Diberitakan sebelumnya, diduga karena di Bully Kakak Kelas, salah seorang pelajar yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Kabupaten Inhu meninggal dunia.

Tragedi memilukan berupa Bullying ini, teriadi pada Senin 19 Mei 2025 lalu. Menurut pengakuanan ayah korban, Gimson Butar-butar, terdapat sejumlah luka lebam di bagian tubuh anaknya itu sepulang sekolah.

Mengetahui kondisi anaknya seperti itu, Gimson menemui pihak sekolah dan melaporkan soal kejadian perundungan yang dialami anaknya itu.

Kondisi korban semakin memburuk dan bahkan mengalami muntah darah. Sehingga ia membawa anaknya itu ke klinik, tepatnya pada minggu, 25 Mei kemarin.

Kendati sudah mendapatkan perawatan dari medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat, namun nasib berkata lain, anaknya itu meninggal dunia pada Senin 26 Mei 2025 waktu dini hari.

Atas nasib yang dialami anaknya itu, kemudian pihaknya melaporkan peristiwa perundungan ini ke aparat Kepolisian.

(Budi Irianto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *